KATA PENGANTAR
Puji dan
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Maluku Utara. Dan tak lupa shalawat serta
salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW karena yang telah membawa umat
manusia ke zaman terang menderang ini dari zaman jahiliah. Makalah berjudul IPM
ini didalamnya tedapat pembahasan tentang pengertiannya dan sekaligus
menerangkan tentang indicator tentang masalah IPM tersebut.
Tak lupa
ucapan terimakasih kepada dosen mata kuliah Analisis Potensi Wilayah yaitu Ibu
Ir. Sri Hartati , MP yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dengan
ikhlas. Kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang senantiasa memberikan kasih
sayang dan pendidikan yang luar biasa dengan sangat ikhlas. Makalah ini penulis
persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kedua orang tua penulis dan terakhir
kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyelelesaian makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari
itu penulis mengharapkan saran yang konstruktif dari para pembaca. Akhirnya
semua hal yang akan terjadi penulis serahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
yang mempunyai kuasa didunia ini .
Cilandak, 20 Septeember 2014
Penulis
Ria Fitriyani Albaar
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..........................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
......................................................................
1.1 Latar Belakang .......................................................................
1.2 Rumusan Masalah
..................................................................
1.3 Tujuan
....................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
..........................................................................
2.1 Pengertian Indeks Pembangunan
Manusia...............................
2.2 Kondisi Fisik dan lingkungan
Provinsi Malut...........................
2.3 Kependudukan di Provinsi
Malut...............................................
2.4 Perkembangan Perekonomian di Provinsi
Malut……………...
BAB III PENUTUP ....................................................................................
3.1 Kesimpulan
.............................................................................
3.2 Saran
.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang
belum ada menjadi ada atau membuat suatu
perubahan yaitu membuat sesuatu menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan
nasional yang berlandaskan pemerataan pembangunan dan hasilnya, pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama
pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat menikmati
umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif. Hal ini
nampaknya sederhana. Tetapi seringkali terlupakan oleh kesibukan jangka pendek
untuk mengumpulkan harta dan uang. (UNDP:
Humant Development Report 2000:16)
Pembangunan manusia didefinisikan sebagai suatu proses untuk
perluasan pilihan yang lebih banyak kepada penduduk melalui upaya-upaya
pemberdayaan yang mengutamakan peningkatan kemampuan dasar manusia agar dapat
sepenuhnya berpartisipasi di segala bidang pembangunan (United Nation Development Programme, UNDP). Arti penting manusia
dalam pembangunan adalah manusia dipandang sebagai subyek pembangunan yang
artinya pembangunan dilakukan memang bertujuan untuk kepentingan manusia atau
masyarakat (http://google.co.id)
Pembangunan manusia lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi, lebih
dari sekedar peningkatan pendapatan dan lebih dari sekedar proses produksi
komoditas serta akumulasi modal. Alasan mengapa pembangunan manusia perlu
mendapat perhatian adalah: pertama, banyak negara berkembang termasuk Indonesia
yang berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi, tetapi gagal mengurangi kesenjangan
sosial ekonomi dan kemiskinan. Kedua, banyak negara maju yang mempunyai tingkat
pendapatan tinggi ternyata tidak berhasil mengurangi masalah-masalah sosial,
seperti: penyalahgunaan obat, AIDS, alkohol, gelandangan, dan kekerasan dalam
rumah tangga. Ketiga, beberapa negara berpendapatan rendah mampu mencapai
tingkat pembangunan manusia yang tinggi karena mampu menggunakan secara
bijaksana semua sumber daya untuk mengembangkan kemampuan dasar manusia.
Untuk melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan dan
kesejahteraan manusia, UNDP telah
menerbitkan suatu indikator yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk
mengukur kesuksesan pembangunan dan kesejahteraan suatu negara. IPM adalah
suatu tolak ukur angka kesejahteraan suatu daerah atau negara yang dilihat
berdasarkan tiga dimensi yaitu: angka harapan hidup pada waktu lahir (life expectancy at birth), angka melek
huruf (literacy rate) dan rata-rata
lama sekolah (mean years of schooling),
dan kemampuan daya beli (purchasing power
parity). Indikator angka harapan hidup mengukur kesehatan, indikator angka
melek huruf penduduk dewasa dan rata-rata lama sekolah mengukur pendidikan dan
terakhir indikator daya beli mengukur standar hidup. Ketiga indikator tersebut
saling mempengaruhi satu sama lain, selain itu dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain seperti ketersediaan kesempatan kerja yang ditentukan oleh
pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, dan kebijakan pemerintah sehingga IPM akan
meningkat apabila ketiga unsur tersebut dapat ditingkatkan dan nilai IPM yang
tinggi menandakan keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. (United
Nation Development Programme, UNDP, 1990).
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah
pengertian umum indeks pembangunan daerah?
2. Bagaimana
kondisi fisik dan lingkungan provinsi Maluku Utara?
3. Bagaimana
kependudukan di Provinsi Maluku Utara?
4. Bagaimana
perkembangan perekonomian di Provinsi Maluku Utara?
5. Bagaimana
analisis terhadap table indeks pembangunan manusia di Maluku utara?
1.3 Tujuan
1) Menjelaskan
pengertian umum indeks pembangunan daerah?
2) Menggambarkan
kondisi fisik dan lingkungan provinsi Maluku Utara?
3) Menerangkan
kependudukan di Provinsi Maluku Utara?
4) Menggambarkan
perkembangan perekonomian di Provinsi Maluku Utara?
5) Mendekripsikan
analisis terhadap table indeks pembangunan manusia di Maluku utara?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian
Indeks Pembangunan Manusia
Indeks
Pembangunan Daerah (IPD) adalah suatu konsep ukuran pembangunan, yang terdiri
dari
©
keberdayaan pemerintah;
©
perkembangan wilayah; dan
©
keberdayaan masyarakat. Setiap kriteria tersebut dapat dipecah-pecah lagi ke
dalam beberapa aspek atau unsur. Misalnya, aspek-aspek yang tercakup di dalam
kriteria Keberdayaan Pemerintah adalah kemampuan dan kualitas aparat pemerintah
itu sendiri; atau sarana dan prasarana yang digunakan aparat untuk melayani
masyarakat; atau kita juga dapat melihat dari aspek kemampuan keuangan
pemerintah daerah dalam usahanya melakukan pembangunan dan melayani masyarakat.
Setiap
kriteria pembangunan pada dasarnya dapat kita lihat dari berbagai aspek.
Aspek-aspek yang menjelaskan kriteria-kriteria tersebut disebut subkriteria.
Kriteria
Keberdayaan Pemerintah memiliki subkriteria
*
Kapabilitas Aparat
*
Keuangan Daerah
*
Sarana dan Prasarana Pemerintah
Kriteria
Perkembangan Wilayah memiliki subkriteria
*
Fasilitas Publik
*
Ekonomi Wilayah
*
Kondisi Fisik, Lingkungan Hidup, dan Sumber Daya Alam
Kriteria
Keberdayaan Masyarakal memiliki subkriteria
*
Kependudukan dan Ketenagakerjaan
*
Kesejahteraan Masyarakat
*
Kondisi Sosial, Politik, dan Budaya
indikator-indikator
yang digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan berdasarkan kriteria dan
subkriteria yang telah dijelaskan di atas,
Indikator-indikator yang digunakan untuk menilai Kapabilitas Aparat adalah
Indikator-indikator yang digunakan untuk menilai Kapabilitas Aparat adalah
1.
Indikator Pendidikan PNS
2.
Indikator Jumlah PNS
3.
Indikator Kreativitas PNS
Indikator-indikator
yang digunakan untuk menilai Keuangan Daerah adalah
1.
Indikator tax effort
2.
Indikator Investasi Pemerintah
3.
Indikator Transfer Pusat
Indikator
yang digunakan untuk menilai Sarana dan Prasarana Pemerintah adalah
1.
Indikator Belanja Nonpegawai
2.
Indikator Rentang Kendali Desa
3.
Indikator Sarana Komunikasl
Indikator-indikator
yang digunakan untuk menilai Fasilitas Publik adalah
1.
Indikator Pelayanan Kesehatan
2.
Indikator Pelayanan Pendidikan
3.
Indikator Pelayanan Jalan
Indikator-indikator
yang digunakan untuk menilai Ekonomi Wilayah adalah
1.
Indikator PDRB per kapita
2.
Indikator lCOR
3.
Indikator Akses Keuangan
Indikator-indikator
yang digunakan untuk menilai Kondisi Fisik. Lingkungan Hidup,
dan
Sumber Daya Alam adalah
I.
Indikator Kawasan Lindung
2.
Indikator Pencemaran Air
3.
Indikator Pencemaran Udara
lndikator-indikator
yang digunakan Kependudukan dan Ketenagakerjaan adalah
1.
Indikator TPAK
2.
Indikator KompetitifTenaga Kerja
3.
Indikator Kualitas Tenaga Kerja
Indikator-indikator
yang digunakan untuk menilai Kesejahteraan Masyarakat adalah
1.
lndikator Penduduk Miskin
2.
lndikator Angka Kematian Bayi
3.
lndikator Konsumsi Nonmakanan
Indikator-indikator
untuk menilai Kondisi Sosial, Politik dan Budaya adalah
1.
lndikator Aktivitas Sosial
2.
lndikator Pengaman Sosial
3.
Indikator Partisipasi Pemuda
2.2 kondisi fisik dan
lingkungan provinsi Maluku utara
a) Keadaan Geografis
Secara geografis, Provinsi
Maluku Utara berada pada
3° Lintang Utara hingga 3°
Lintang Selatan dan 124°
hingga 129° BujurTimur.
Sebelah utara berbatasan
dengan Laut Pasifik, Sebelah
selatan berbatasan
dengan Laut Seram, Sebelah
timur berbatasan
dengan Laut Halmahera dan
Sebelah timur
berbatasan dengan Laut
Maluku. Kondisi geografis
Provinsi Maluku bila dilihat
dari sisi strategis peluang
investasi bisnis dapat
diprediksi bahwa sumber daya
alam di sektor perikanan dan
kelautan dapat
dijadikan primadona bisnis
di Maluku, selain sektor lainnya seperti pertanian sub
sektor peternakan dan
perkebunan, sektor perdagangan dan sektor pariwisata serta
sektor jasa yang seluruhnya
memiliki nilai jual dan potensi bisnis yang cukup tinggi.
b) Iklim
Provinsi Maluku Utara
merupakan provinsi kepulauan, yang dipengaruhi oleh iklim
laut tropis dan iklim musim.
Hal ini disebabkan oleh wilayah yang berupa pulau-pulau
yang dikelilingi oleh lautan
yang luas. Iklim di Provinsi Maluku Utara sangat
dipengaruhi oleh eksistensi
perairan laut yang luas dan bervariasi antara tiap bagian
wilayah, yaitu iklim pada
bagian Halmahera Utara, Halmahera Tengah dan Barat,
Halmahera Selatan dan
Kepulauan Sula. Selama Tahun 2011 terjadi hujan sepanjang
tahun dengan intensitas
beragam, curah hujan tertinggi dan hari hujan terbanyak
terjadi pada bulan Nopember,
serta penyinaran matahari terbesar sekitar 60% terjadi
pada bulan Mei dan Oktober.
Stasiun Meteorologi dan Geofisika Ternate mencatat
suhu udara tertinggi sekitar
31,5° C pada bulan Oktober dan terendah sekitar 23,3° C
pada bulan Agustus,
sedangkan kelembaban udara rata-rata sebesar 84%.
c) Topografi
Kondisi topografi Maluku
Utara beraneka ragam yaitu mulai dari datar, landai, curam
dan sangan curam dengan
bentuk wilayah mulai bentuk pantai, teras berbukit dan
pegunungan. Topografi yang
dominan adalah kelas lereng curam yaitu seluas
±1.707.983,23 Ha atau
sebesar 52,39% dari luas keseluruhan.
d) Luas wilayah
Luas wilayah Provinsi Maluku
Utara tercatat ± 145.819,1 km², yang terdiri dari luas daratan
mencapai ± 45.087,27 km² dan
luas lautan mencapai ± 100.731,83 km², serta terdiri dari 7
(tujuh) kabupaten dan 2
(dua) kota, yaitu Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera
Tengah, Kabupaten Halmahera
Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera
Selatan, Kabupaten Kepulauan
Sula, Kabupaten Pulau Morotai, dan Kota Tidore Kepulauan
serta Kota Ternate.
Kabupaten/Kota tersebut terdiri dari 113 kecamatan dan 1.070
desa/kelurahan.
e) Pulau dan sungai
Provinsi Maluku Utara yang
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 46 Tahun
1999 tentang Pembentukan
Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru, dan Kabupaten
Maluku Tenggara Barat,
terletak di antara 3° LU - 3° LS dan 124° BT- 129° BT. Jumlah
pulau di Provinsi Maluku
Utara terdiri dari ± 395 buah pulau-pulau besar dan kecil.
Pulau berukuran besar adalah
Pulau Halmahera, sedangkan pulau relatif sedang
diantaranya adalah Taliabu,
Mangoli, Sulabesi, Bacan, Obi dan Morotai.Sedangkan
pulau kecil diantaranya Pulau Ternate, Tidore, Makian, Kayoa,
Moti, Gebe dan lainlain.
2.3 Kependudukan di
provinsi Maluku Utara
Penduduk Maluku Utara berdasarkan hasil
Sensus Penduduk 2010 tercatat sebesar
1.038.087 jiwa yang tersebar di 9
kabupaten/kota.Jumlah penduduk terbesar 198.911
jiwa mendiami Kabupaten Halmahera
Selatan. Secara keseluruhan, jumlah penduduk
laki-laki lebih banyak dari penduduk
perempuan. Hal ini tercermin dari angka rasio
jenis kelamin sebesar 104,87 yang
berarti terdapat 105 laki-laki pada setiap 100
perempuan.
2.4 Perkembangan perekonomian di
provinsi Maluku Utara
Sebagai provinsi kecil
dengan pulau-pulau yang tersebar-sebar, ekonomi Maluku Utara didominasi oleh
usaha kecil, perdagangan nonformal, petani dan nelayan. Hanya ada segelintir
usaha kecil menengah sebelum konflik, yaitu beberapa sawmill (kilang
penggergajian) dan manufaktur kayu lapis, perusahaan pertambangan emas dan
nikel, penggilingan kelapa, perkebunan pisang, perusahaan perikanan berskala
menengah, dan sejumlah badan usaha milik negara, seperti PT PLN, PT Inhutani
dan PT Usaha Mina yang masing-masing bergerak di bidang kelistrikan, kehutanan
dan perikanan.
Penampilan perekonomian
Maluku Utara sejak krisis ekonomi nasional langsung anjlok total. Indikator
merosotnya perekonomian Maluku Utara antara lain bisa dilihat pada penurunan
nilai ekspor. Di era sebelum krisis, nilai ekspor komoditas nonmigas Maluku
Utara sempat membuat lompatan yang mengesankan.
Provinsi Maluku Utara
menyimpan potensi ekonomi yang sangat kuat, dan letaknya di bibir Samudera
Pasifik, sehingga di masa yang akan datang wilayah ini berpeluang meraih
beragam keuntungan ekonomi, khususnya dalam percaturan Pasar Pasifik.
Pulau Morotai-yang
menjadi basis konsolidasi terakhir Tentara Sekutu pada Perang Dunia II-bisa
diperankan sebagai pintu gerbang ke luar-masuk dari dan ke Pasifik. Letak
strategis Pulau Morotai bisa menjadi pertimbangan utama pengembangan Maluku
Utara. Bukankah AS sebelum menaklukkan Filipina, Jepang, dan Korea,
mengonsolidasikan militernya di Morotai.
Sisa-sisa peninggalan AS
di Morotai masih tampak kasat mata, seperti tujuh buah landasan pacu pesawat
dan banyaknya kerangka kapal di perairannya. Bahkan hingga kini ranjau-ranjau
laut yang disebar Sekutu untuk melindungi basis militer Morotai masih saja
memangsa nelayan Morotai. Dikaitkan dengan maraknya pasar Pasifik, Morotai
dapat dimanfaatkan dan diberdayakan untuk kepentingan perdagangan internasional
Indonesia.
Pulau Morotai juga
memiliki komoditas perdagangan yang beragam, mulai dari plywood, kayu olahan
lain, minyak kelapa kasar, bungkil, pisang segar, kopra, pala, fuli, kakao,
kayu bular, dan rotan. Bahkan, Kelompok Sinar Mas memiliki perkebunan pisang
modern sebelum akhirnya ditutup akibat perang saudara.
Di samping itu, Maluku
Utara yang akrab disebut Maloku Kie Raha (gugusan empat pulau bergunung) ini
memiliki kekayaan tambang yang cukup menjanjikan, seperti nikel ore, limonite,
dan emas. Yang tak kalah menarik, tentu potensi laut dan perikanan yang
bernilai milyaran dollar.
Perairan Maluku Utara
merupakan tempat matang dan dewasanya ikan sejenis cakalang dan tuna. Sesuai
siklusnya, cakalang dan tuna bertelur di perairan Jepang dan dibawa arus ke
selatan hingga ke perairan Maluku, termasuk Sulawesi dan Teluk Tomini. Sampai
di perairan Indonesia, kedua jenis ikan itu sudah siap makan. Tidak heran jika
di perairan ini seringkali ditemukan banyak kapal ikan asing berbaju
domestik. Dari potensi laut yang ada, data tahun 1999 menyebutkan baru
sekitar 56.849 ton yang dimanfaatkan. Khusus ikan tuna yang diminati pasar Jepang,
potensi lestarinya di Maluku Utara mencapai sekitar 50.000 ton, sedangkan
cakalang 72.187 ton.
Maluku Utara juga masih
menyimpan kekayaan hutan seluas 3,1 juta hektar. Di sana hingga kini beroperasi
15 perusahaan pemegang izin hak pengusahaan hutan (HPH), empat perusahaan hak
pengusahaan hutan tanaman industri (HPHTI), 295 pemegang hak pemungutan hasil
hutan (HPHH), dan tiga pemegang izin pengolahan hutan (IPK).
Potensi ekonomi Maluku
Utara menjadi semakin lengkap dengan kekayaan tambang nikel kadar N1 1,5-2,5
persen. Besar potensi nikel yang sudah diketahui berkisar 220 juta ton yang
tersebar di Tanjung Buli, Pualu Gee, Pulau Pakal, Pulau Obi, dan Teluk Weda.
Dua lokasi di antaranya sudah ditambang, yaitu Pulau Gebe dan Gag. Di samping
nikel, tambang emas yang dikandung Maluku Utara berdasarkan hasil penelitian PT
Halmahera Minerals berkisar 1,4 juta ton dengan kadar layak tambang. Prospek
emas juga terdapat di Ruwait serta Tugurachi.
Sumber daya geologis
lainnya terdapat di Pulau Obi yang diperkirakan mengandung 6,8 juta ton.
Kandungan sumber daya geologis terbesar ditemukan di Pulau Bacan berkisar 70
juta ton. Tembaga yang tersimpan di perut Bumi Maluku Utara berkisar 70 juta
ton, belum lagi mineral mangan, kromit, batu gamping, kalsit, bentonit,
diatome, talk, kaolin, perlit, magnesit, andesit, sirtu, batu apung, diorit,
dan beragam batu mulia. Perekonomian daerah sebagian besar bersumber dari
perekonomian rakyat yang bertumpu pada sektor pertanian, perikanan, dan jenis
hasil laut lainnya. Daya gerak ekonomi swasta menunjukkan orientasi ekspor,
antara lain:
* Pengolahan Kayu (Pulau Halmahera)
* Falabisahaya (Pulau Mangoli)
* Perkebunan Pisang di Galela (Pulau Halmahera)
* Perikanan dengan melibatkan perikanan rakyat, oleh PT Usaha Mina (BUMN) di Panamboang (Pulau Bacan)
* Tambang Emas oleh PT Nusa Halmahera Mineral di Kao dan Malifut (Pulau Halmahera)
* Tambang Nikel oleh PT Aneka Tambang di Pulau Gebe dan Pulau Pakal
* Pengolahan Kayu (Pulau Halmahera)
* Falabisahaya (Pulau Mangoli)
* Perkebunan Pisang di Galela (Pulau Halmahera)
* Perikanan dengan melibatkan perikanan rakyat, oleh PT Usaha Mina (BUMN) di Panamboang (Pulau Bacan)
* Tambang Emas oleh PT Nusa Halmahera Mineral di Kao dan Malifut (Pulau Halmahera)
* Tambang Nikel oleh PT Aneka Tambang di Pulau Gebe dan Pulau Pakal
3
Analisis
table indeks pembangunan manusia di Maluku utara
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh M.
Ilham Irawan yang meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi indeks
pembangunan manusia (IPM) di Indonesia menemukan adanya hubungan positif antara
PDB, anggaran pengeluaran pemerintah, dan penanaman modal asing terhadap IPM
sedangkan penanaman modal dalam negeri tidak berpengaruh signifikan tetapi
memberikan pengaruh yang positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia di
Indonesia.
Dalam kasus Maluku utara sendiri, data publikasi BPS
memperlihatkan bahwa secara absolut, IPM Maluku utara telah mengalami
peningkatan yang cukup berarti dalam beberapa tahun terakhir, terlihat pada
tabel berikut :
Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Di Maluku
utara (2006-2010)
Tahun
|
IPM
|
2006
|
68,81
|
2007
|
67,75
|
2008
|
70,22
|
2009
|
70,94
|
2010
|
71,62
|
Sumber: BPS, 2011
Capaian kinerja IPM Maluku utara memang memiliki kecenderungan
meningkat secara absolut. Namun peningkatan tersebut ternyata tidak cukup kuat
untuk mengangkat posisi relatif IPM Maluku utara ke level yang diharapkan.
Posisi relatif Maluku utara hanya bergerak dari peringkat ke-23 tahun 2007
menjadi ke-19 pada tahun 2010. Capaian ini masih tampak jauh dari posisi yang
ditargetkan. Bahkan capaian ini menjadi tampak buruk mengingat berbagai dimensi
pembangunan daerah lainnya justru menunjukkan kinerja yang cukup impresif,
seperti pertumbuhan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan.
Laju indeks pembangunan manusia (IPM) Maluku utara tidak secepat
pertumbuhan ekonomi. Dimana laju pertumbuhan ekonomi Maluku utara meningkat
secara signifikan dari 6,20 % pada tahun 2009 menjadi 8,18 % pada tahun 2010.
Sementara itu persentase penduduk miskin tahun 2009 tercatat sebanyak 12,31
persen kemudian tahun 2010 turun menjadi 10,60 persen.
Dengan meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun
serta menurunnya tingkat kemiskinan, peningkatan laju pembangunan manusia sudah
seharusnya juga dapat meningkat secara signifikan sebesar peningkatan laju
pertumbuhan serta penurunan tingkat kemiskinan. Tetapi dalam kenyataannya
perkembangan IPM Maluku utara mengalami kenaikan walaupun kenaikannya tidaklah
terlalu besar.
Ketimpangan distribusi pendapatan di Maluku utara dapat
dikategorikan ketimpangan rendah karena angka gini rasio tidak lebih dari 0,4
persen namun cenderung meningkat tiap tahun dimana pada tahun 2009 angka gini
rasio tercatat 0,39 persen dan meningkat menjadi 0,40 persen pada tahun 2010.
Hal ini tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat secara
signifikan. Dengan tidak meratanya distribusi pendapatan maka akan berdampak
pada pembangunan manusia di Maluku utara.
Sementara pengeluaran pemerintah untuk sektor kesehatan tidak jauh
berbeda dengan pengeluaran pemerintah sektor pendidikan yang masih minim dimana
pada tahun 2009 pengeluaran pemerintah bidang kesehatan hanya sebesar
172.567.323.456 rupiah dari total belanja APBD Sulsel sebesar 2.455.558.026.755
rupiah dan pengeluaran pemerintah bidang pendidikan hanya sebesar
87.123.456.654 rupiah dari total belanja APBD Sulsel. Rendahnya pengeluaran
pemerintah akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia khususnya di kedua
sektor ini. Mengingat kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan dan
pendidikan adalah hal pokok untuk mencapai kehidupan yang layak.
Selain itu, tidak membaiknya secara signifikan peringkat IPM
Maluku utara secara nasional disebabkan oleh pergerakan nilai IPM Maluku utara
yang tidak cukup akseleratif. Bahkan beberapa dimensi pembentuk IPM menunjukkan
nilai yang lebih rendah, meskipun peningkatannya sedikit lebih cepat
dibandingkan dengan capaian Nasional. Sekedar komparasi, angka melek huruf
secara Nasional pada tahun 2010 sudah mencapai 92,91 persen, sedangkan Maluku
utara baru mencapai 87,75 persen. Indikator angka melek huruf menunjukkan
kinerja yang paling mengkhawatirkan, bukan hanya karena memiliki kesenjangan
yang sangat tajam dengan angka Nasional, tetapi juga bergerak naik sangat
lamban. Pada tahun 2010, angka melek huruf penduduk berusia 15 tahun ke atas di
Maluku utara hanya sebesar 87,75 persen. Artinya, setiap delapan penduduk di
Maluku utara, satu diantaranya buta huruf. Hal ini disebabkan karena kurangnya
anggaran pemerintah disektor pendidikan.
Begitu pula rata-rata lama sekolah secara nasional tahun 2010
sudah mencapai 7,9 tahun, sedangkan Maluku utara baru mencapai 7,8 tahun. Angka
rata-rata lama sekolah juga menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, namun
masih berada jauh di bawah angka Nasional serta masih sangat senjang dengan
target RPJMD. Pada tahun 2007, rata-rata lama sekolah masih 7,2 tahun dan
meningkat menjadi 7,8 tahun pada tahun 2010. Angka ini masih berada di bawah angka
rata-rata nasional, yang saat ini sudah mencapai 7,9 tahun. Ini berarti bahwa
secara rata-rata, penduduk Maluku utara hanya mampu menyelesaikan pendidikan
kelas I SMP dan putus sekolah pada saat menjelang naik kelas II SMP.
Data publikasi BPS memperlihatkan angka harapan hidup Maluku utara
meningkat lebih cepat dibanding angka Nasional, namun masih lebih rendah dari
angka Nasional. Angka harapan hidup Maluku utara meningkat cukup signifikan,
yaitu dari 70,2 tahun pada tahun 2007 menjadi 70,8 tahun pada tahun 2010.
Meskipun demikian, angka ini masih sedikit lebih rendah dibandingkan dengan
angka harapan hidup rata-rata nasional yang sudah mencapai 70,9 tahun pada
tahun 2010.
Data publikasi BPS juga memperlihatkan Daya beli yang diproksi
dengan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan, meskipun menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun, namun masih berada di bawah angka rata-rata
nasional. Pada tahun 2007, pengeluaran rata-rata per kapita sebulan hanya
sebesar Rp 291.900, dan kemudian meningkat menjadi Rp 461.810 pada tahun 2010
atau meningkat rata-rata sekitar 16,74 persen per tahun. Berbarengan
dengan itu, pendapatan (PDRB) per kapita juga memperlihatkan peningkatan. Pada
tahun 2007, pendapatan per kapita Maluku utara mencatat angka Rp 9,00 juta, dan
kemudian meningkat menjadi Rp 14,67 juta pada tahun 2010 atau mengalami
peningkatan rata-rata 16,47 persen per tahun. Namun jika dikomparasikan dengan
Nasional, pendapatan per kapita Maluku utara jauh berada di bawah. Bahkan
pendapatan per kapita Maluku utara hanya sekitar setengah dari angka Nasional.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
v Pengertian
umum indeks pembangunan daerah
adalah suatu
konsep ukuran pembangunan, yang terdiri dari keberdayaan pemerintah;
perkembangan wilayah; dan keberdayaan masyarakat.
v kondisi
fisik dan lingkungan provinsi Maluku Utara adalah dimana Maluku Utara di bagian sebelah
utara berbatasan
v dengan Laut Pasifik, Sebelah selatan berbatasan
v dengan Laut Seram, Sebelah timur berbatasan
v dengan Laut Halmahera dan Sebelah timur
v berbatasan dengan Laut Maluku. Luas wilayah Provinsi Maluku Utara
tercatat ± 145.819,1 km², yang terdiri dari luas daratan mencapai ±
45.087,27 km² dan luas lautan mencapai ± 100.731,83 km²
v kependudukan
di Provinsi Maluku Utara Penduduk Maluku Utara berdasarkan hasil Sensus
Penduduk 2010 tercatat sebesar
v 1.038.087
jiwa yang tersebar di 9 kabupaten/kota
v perkembangan
perekonomian di Provinsi Maluku Utara Sebagai provinsi kecil dengan pulau-pulau yang
tersebar-sebar, ekonomi Maluku Utara didominasi oleh usaha kecil, perdagangan
nonformal, petani dan nelayan.
v analisis
terhadap table indeks pembangunan manusia di Maluku utara Capaian kinerja IPM
Maluku utara memang memiliki kecenderungan meningkat secara absolut. Namun
peningkatan tersebut ternyata tidak cukup kuat untuk mengangkat posisi relatif
IPM Maluku utara ke level yang diharapkan.
3.2 Saran
Jika ditanya tentang pembangunan
disekitar manusia atau manusia disekitar pembangunan. Dari pertanyaan diatas
dapat disimpulkan bahwa yang menjadi kata kuncinya adalah manusia. Dalam hal
ini manusia merupakan penggerak pembangunan disetiap Negara didunia.
Hal ini dapat ditempuh dengan
memadainya sumber daya manusia yang terdapat dalam suatu Negara dengan terus
mencari generasi yang mempunyai intelektual special dalam hal ini atau dengan
kata lain mancari para ahli dalam pembangunan tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Badan Pusat Statistik (BPS).
(2008), Indeks Pembangunan Manusia
2006-2007. BPS, Jakarta.
2.
Azis,
I. 1994. Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya di Indonesia. Jakarta :
LPFE-UI.
LAMPIRAN
Provinsi
|
1996
|
1999
|
2002
|
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
Indonesia
|
67,7
|
64,3
|
65,8
|
68,7
|
69,57
|
70,10
|
70,59
|
71,17
|
69,4
|
65,3
|
66,0
|
68,7
|
69,05
|
69,41
|
70,35
|
70,76
|
|
70,5
|
66,6
|
68,8
|
71,4
|
72,03
|
72,46
|
72,78
|
73,29
|
|
69,2
|
65,8
|
67,5
|
70,5
|
71,19
|
71,65
|
72,23
|
72,96
|
|
67,6
|
67,3
|
69,1
|
72,2
|
73,63
|
73,81
|
74,63
|
75,09
|
|
69,3
|
65,4
|
67,1
|
70,1
|
70,95
|
71,29
|
71,46
|
71,99
|
|
68,0
|
63,9
|
66,0
|
69,6
|
70,23
|
71,09
|
71,40
|
72,05
|
|
68,4
|
64,8
|
66,2
|
69,9
|
71,09
|
71,28
|
71,57
|
72,14
|
|
67,6
|
63,0
|
65,8
|
68,4
|
68,85
|
69,38
|
69,78
|
70,30
|
|
-
|
-
|
65,4
|
69,6
|
70,68
|
71,18
|
71,62
|
72,19
|
|
-
|
-
|
-
|
70,8
|
72,23
|
72,79
|
73,68
|
74,18
|
|
76,1
|
72,5
|
75,6
|
75,8
|
76,07
|
76,33
|
76,59
|
77,03
|
|
68,2
|
64,6
|
65,8
|
69,1
|
69,93
|
70,32
|
70,71
|
71,12
|
|
67,0
|
64,6
|
66,3
|
68,9
|
69,78
|
70,25
|
70,92
|
71,60
|
|
71,8
|
68,7
|
70,8
|
72,9
|
73,50
|
73,70
|
74,15
|
74,88
|
|
65,5
|
61,8
|
64,1
|
66,8
|
68,42
|
69,18
|
69,78
|
70,38
|
|
-
|
-
|
66,6
|
67,9
|
68,80
|
69,11
|
69,29
|
69,70
|
|
70,1
|
65,7
|
67,5
|
69,1
|
69,78
|
70,07
|
70,53
|
70,98
|
|
56,7
|
54,2
|
57,8
|
60,6
|
62,42
|
63,04
|
63,71
|
64,12
|
|
60,9
|
60,4
|
60,3
|
62,7
|
63,59
|
64,83
|
65,36
|
66,15
|
|
63,6
|
60,6
|
62,9
|
65,4
|
66,20
|
67,08
|
67,53
|
68,17
|
|
71,3
|
66,7
|
69,1
|
71,7
|
73,22
|
73,40
|
73,49
|
73,88
|
|
66,3
|
62,2
|
64,3
|
66,7
|
67,44
|
67,75
|
68,01
|
68,72
|
|
71,4
|
67,8
|
70,0
|
72,2
|
72,94
|
73,26
|
73,77
|
74,52
|
|
71,8
|
67,1
|
71,3
|
73,4
|
74,21
|
74,37
|
74,68
|
75,16
|
|
66,4
|
62,8
|
64,4
|
67,3
|
68,47
|
68,85
|
69,34
|
70,09
|
|
66,0
|
63,6
|
65,3
|
67,8
|
68,06
|
68,81
|
69,62
|
70,22
|
|
66,2
|
62,9
|
64,1
|
66,7
|
67,52
|
67,80
|
68,32
|
69,00
|
|
-
|
-
|
64,1
|
65,4
|
67,46
|
68,01
|
68,83
|
69,29
|
|
-
|
-
|
-
|
64,4
|
65,72
|
67,06
|
67,72
|
68,55
|
|
68,2
|
67,2
|
66,5
|
69,0
|
69,24
|
69,69
|
69,96
|
70,38
|
|
-
|
-
|
65,8
|
66,4
|
66,95
|
67,51
|
67,82
|
68,18
|
|
-
|
-
|
-
|
63,7
|
64,83
|
66,08
|
67,28
|
67,95
|
|
60,2
|
58,8
|
60,1
|
60,9
|
62,08
|
62,75
|
63,41
|
64,00
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar