BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha-usaha
pembangunan yang sedang giat dilaksanakan oleh negara-negara sedang berkembang
(developing countries) di dunia pada umumnya berorientasi kepada bagaimana
.memperbaiki atau mengangkat tingkat hidup (level of living) masyarakat di
Negara-negara maju (developed countries).
Perbedaan antara Negara – Negara yang sedang berkembang
dengan Negara – Negara yang sudah maju,serta perbedaan antara kehidupan
masyarakat di berbagai Negara membawa kita semua bertanya.Apa yang menyebabkan
suatu Negara proses pembangunan yang lebih cepat ?Apa yang bisa dilakukan oleh
Negara – Negara yang kurang maju atau negara – Negara yang sedang berkembang
untuk memperbaiki standar hidup mereka,bisa penangulangan terhadap
kemiskinan,penangulanagn terhadap penganguran dan penangulan terhadap
ketimpangan menjawab permasalahan – permasalahan yang timbul pada Negara –
Negara yang sedang berkembang ? Persoalan – Persolan tersebut Merupakan
Persolan Yang sangat mendasar dan kompleks yang dihadipi oleh Negara – Negara
yang sedang berkembang pada umumnya.
Pemabangunan
ekonomi merupakan salah satu jawaban yang seakan – akan menajdi kunci
keberhasilan bagi suatu Negara untuk meningkatkan taraf hidup atau levels of
living warga negaranya.Oleh sebab itu pembahasan – pembahasan masalah
pembangunan banyak menaruh perhatian lebih besar pada nasib yang dihadapi oleh
sebahagian besar atau 2/3 penduduk dunia yang berada di Negara – Negara yang
sedang berkemabang.Pandangan ini sesuai dengan dimensi perubahan paradigm
pemabangunan yang berkembang dewasa ini.Perkembangan ini lebih banyak menaruh
perhatian kepada persolan – persoalan mengatasi keterbelakangan ( tingkat hidup
yang rendah, penganguran,kemiskinan, dan ketimpangan ) yang pada umumnya
dialami oleh Negara – Negara yang sedang berkemabang.Fenomena yang
keterbelakangini lah yang harus ditinjau dari konteks ekonomi maupun non
ekonomi secarah multidimensional.
Pemabahasan
ekonomi pembangunan pada dasarnya tidak lepas dari kaidah – kaidah ekonomi baik
secara mikro maupun makro.Pembahasan ilmu ekonomi selalu berkaitan terutama
dengan efisiensi dan alokasi sumber – sumber produktif yang langkah (scarsity )
dengan pertumbuhan yang optimal dari sumber – sumber itu untuk menghasilkan
barng – barang dan jasa yang lebih besar.Sedangkan ekonomi pembangunan
ruang lingkup(scope ) yang lebih luas dan kompleks,
BAB II
KERANGKA DASAR TEORI
A. TEORI-TEORI PEMBANGUNAN
Teori Pembangunan, terbagi atas 3 teori, yakni antara
lain teori modernisasi, dependensi dan teori dunia. dan contoh Implementasi
dari ketiga teori tersebut pada kehidupan dapat dilihat pada privatisasi
bulog sebagai implementasi dari teori pembangunan tiga teori
pembangunan tersebut antara lain adalah:
TEORI MODERNISASI
Perspektif teori Modernisasi Klasik menyoroti bahwa
negara Dunia Ketiga merupakan negara terbelakang dengan masyarakat
tradisionalnya. Sementara negara-negara Barat dilihat sebagai negara
modern. aliran modernisasi memiliki ciri-ciri dasar antara lain: ”Sumber
perubahan adalah dari dalam atau dari budaya masyarakat itu sendiri (internal
resources) bukan ditentukan unsur luar”. Modernisasi diartikan sebagai
proses transformasi. Dalam rangka mencapai status modern, struktur dan
nilai-nilai tradisional secara total diganti dengan seperangkat struktur dan
nilai-nilai modern. Modernisasi merupakan proses sistematik. Modernisasi
melibatkan perubahan pada hampir segala aspek tingkah laku sosial, termasuk di
dalamnya industrialisasi, diferensiasi, sekularisasi, sentralisasi dsb.
Ciri-ciri pokok teori modernisasi:
1.Modernisasi merupakan proses bertahap.
2.Modernisasi juga dapat dikatakan sebagai proses
homogenisasi.
3.Modernisasi terkadang mewujud dalam bentuk lahirnya,
sebagai proses Eropanisasi dan Amerikanisasi, atau modernisasi sama dengan
Barat.
4.Modernisasi juga dilihat sebagai proses yang tidak
bergerak mundur.
6.Modernisasi memerlukan waktu panjang. Modernisasi
dilihat sebagai proses
evolusioner, dan bukan perubahan revolusioner.
Tokoh-tokoh teori modernisasi:
1. Harrod-Domar
Bependapat bahwa masalah pembangunan pada dasarnya
merupakan masalah menambahkan investasi modal. Prinsip dasar : kekurangan
modal, tabungan dan investasi menjadi masalah utama pembangunan.
2. Walt
.W. Rostow
Teori Pertumbuhan Tahapan Linear
( linear-stages-of growth- models) proses pembangunan bergerak dalam
sebuah garis lurus yakni masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang
maju dengan tahap2 sebagai berikut:
1. Masyarakat Tradisional è masyarakat
pertanian. Ilmu pengetahuan masih belum banyak dikuasai.
2. Prakondisi untuk Lepas
Landas è masyarakat tradisional terus bergerak walaupun sangat lambat
dan pada suatu titik akan mencapai posisi pra-kondisi untuk lepas landas..
contoh adanya campur tangan u/ meningkatkan tabungan masyarakat
terjadi, dimana tabungan tsb dimanfaatkan u/ sektor2 produktif yang
menguntungkan. Mis:Pendidikan
3. Lepas Landas è ditandai dengan
tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi proses pertumbuhan
ekonomi. Tabungan dan investasi yg efektif meningkat dari 5% - 10 %.
4. Bergerak ke Kedewasaan è teknologi
diadopsi secara meluas.
5. Jaman Konsumsi Masal yang Tinggi è Pada
tahap ini pembangunan sudah berkesinambungan
3. David
McClelland
Teori: need for Achievement (n-Ach). kebutuhan
atau dorongan berprestasi, dimana mendorong proses pembangunan berarti
membentuk manusia wiraswasta dengan n.ach yang tinggi. Cara pembentukanya
melalui pendidikan individu ketika seseorang masih kanak-kanak di lingkungan
keluarga.
4. Max
Weber
Hasil analisis: salah satu penyebab utamanya adalah
“Etika Protestan”. Etika Protestan:
· Lahir melalui
agama Protestan yg dikembangkan oleg Calvin
· Keberhasilan
kerja di dunia akan menentukan seseorang masuk surga/neraka.
· Berdasarkan
kepercayaan tsb kemudian mereka bekerja keras u/ menghilangkan kecemasan. Sikap
inilah yg diberi nama “etika protestan”
5. Bert
F. Hoselitz
Membahas faktor-faktor non ekonomi yg ditinggalkan
Rostow yang disebut faktor “kondisi lingkungan”. Kondisi lingkungan
maksudnya adalah perubahan-perubahan pengaturan kelembagaan yg terjadi dalam
bidang hukum, pendidikan, keluarga, dan motivasi.
6. Alex
Inkeles & David H. Smith
Ciri-ciri manusia modern:
Keterbukaan thd pengalaman dan ide
baru
Berorientasi ke masa sekarang dan masa
depan
Punya kesanggupan merencanakan
Percaya bahwa manusia bisa
menguasai alam
Bila dalam teori Modernisasi Klasik, tradisi dianggap
sebagai penghalang pembangunan, dalam teori Modernisasi Baru, tradisi dipandang
sebagai faktor positif pembangunan. Teori Modernisasi, klasik maupun baru,
melihat permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut kepentingan Amerika
Serikat dan negara maju lainnya.
BAB III
ANALISIS
Dari berbagai
macam teori mengenai pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh beberapa
ahli, nampaknya teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Rostow
ini yang paling terkenal. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya
kritikan-kritikan yang ditujukan terhadap teori tersebut. Bahkan negara-negara
sedang berkembang sendiri menjadikan teori ini menjadi semacam pedoman
yang digunakan dalam menilai keberhasilan suatu pembangunan di
negaranya, termasuk di Indonesia sendiri. Nama Rostow bukan suatu yang
asing dalam birokrat pemerintahan.
Pada awalnya
teori yang dikemukakan oleh Rostow ini hanyalah sebagai suatu artikel yang
dimuat dalam Economic Journal dan dikembangkan lebih lanjut dalam
bukunya : The Stage of Economic Growth. Menurut Rostow perkembangan
perekonomian suatu negara atau terkenal dengan tahap-tahap pertumbuhan ekonomi
suatu negara dapat digolongkan menjadi lima (Sadono Sukirno, 2006) yaitu :
a. The traditional socienty (masyarakat
tradisonal)
b. The precondition for take off (prasyarat
untuk lepas landas)
c. The take off (lepas landas)
d. The drive to maturity (gerakan kearah
kedewasaan)
e. The age of high mass consumption (masa
konsumsi tinggi)
Menurut Rostow
pembangunan ekonomi atau proses tranformasi suatu masyarakat tradisional
menjadi masyarakat modern merupakan proses yang multidimensional. Pembangunan
ekonomi bukan berarti hanya perubahan struktur ekonomi suatu Negara tetapi juga
ditunjukan oleh peranan sector pertanian dan peranan sector industry . menurut
rostow pembangunan ekonomi berarti pula sebagai suatu proses yang menyebabkan
antara lain :
1. Perubahan orientasi organisasi ekonomi , politik ,
dan social yang pada mulanya berorientasi kepada suatu daerah
menjadi berorientasi keluar.
2. Perubahan pandangan masyarakat menganai
jumlah anak dalam keluarga yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga
kecil.
3. Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat, dari
melakuakn investasi yang tidak produktif (menumpuk emas , membeli
rumah dan sebagainya) menjadi investasi yang produktif.
4. Perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang
terjadi , merangsang pembangunan ekonomi ( misalnya penghargaan terhadap waktu
, penghargaan terhadap prestasi perorangan)
Proses pembangunan ekonomi menurut W.W Rostow bisa
dibedakan dalam 5 tahap, yaitu :
a. Masyarakat tradisional
Sistem ekonomi
yang mendominasi masyarakat tradisional adalah pertanian, dengan cara-cara bertani
yang tradisional. Produktivitas kerja manusia lebih rendah bila dibandingkan
dengan tahapan pertumbuhan berikutnya. Masyarakat ini dicirikan oleh struktur
hirarkis sehingga mobilitas sosial dan vertikal rendah. Pada masyarakat
tradisional ilmu pengetahuan belum begitu banyak dikuasai , karena masyarakat
pada saat itu, masih mempercayai kepercayaan-kepercayaan tentang kekuatan
diluar kekuasaan menusia atau hal gaib . manusia yang percaya akan hal
demikian, tunduk kepada alam dan belum bias menguasai alam akibatnya produksi
sangat terbatas masyarakat tradisioanal itu cenderung bersifat statis (kemajuan
berjalan sangat lamban) produksi dipakai untuk konsumsi sendiri, tidak ada di
investasi. Generasi ke generasi tidak ada perkembangan , dalam hal ini yaitu
antara orangtua dan anaknya, memilki pekerjaan yang sama dan keduduakn yang
sederajat .
Ciri-ciri tahap masyarakat tradisional adalah sebagai
berikut:
1. Fungsi Produksi terbatas, cara produksi masih
primitif, dan tingkat produktifitas masyarakat rendah.
2. Struktur
sosial bersifat hierarkis, yaitu kedudukan masyarakat tidak berbeda dengan
nenek moyang mereka.
3. Kegiatan
politik dan pemerintahan di daerah-daerah berada di tangan tuan tanah.
Contoh : Suku Baduy di Jawa Barat.
Orang
Kanekes atau orang Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat
Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan
"Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada
kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para
peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan
kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah
(nomaden). Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek
Sunda–Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan
Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari
sekolah. Orang Kanekes 'dalam' tidak mengenal budaya tulis. Menurut kepercayaan
yang mereka anut, orang Kanekes mengaku keturunan dari Batara Cikal, salah satu
dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula
dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan
mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa
atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.
b. Pra-kondisi tinggal landas
Selama tahapan
ini, tingkat investasi menjadi lebih tinggi dan hal itu memulai sebuah
pembangunan yang dinamis. Model perkembangan ini merupakan hasil revolusi
industri. Konsekuensi perubahan ini, yang mencakup juga pada perkembangan
pertanian, yaitu tekanan kerja pada sektor-sektor primer berlebihan. Sebuah
prasyarat untuk pra-kondisi tinggal landas adalah revolusi industri yang
berlangsung dalam satu abad terakhir.
Pembangunan
ekonomi menurut Rostow sadalah suatu proses yang menyebabkan perubahan
karekteristik penting suatu masyarakat, misalnya perubahan keadaan sistem
politik, struktur social, system nilai dalam masyarakat dan struktur
ekonominya. Jika perubahan seperti itu terjadi, maka pertumbuhan ekonomi dapat
dikatakan sudah terjadi. Suatu masyarakat yang sudah mencapai proses
pertumbuhan yang demikian sifatnya, dimana pertumbuhan ekonomi sudah sering
terjadi, boleh dianggap sudah berada pada tahap prasyarat tinggal landas.
Tahap prasyarat
tinggal landas ini didefinisikan Rostow sebagai suatu masa transisi dimana
masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan
sendiri (self-sustainable growth). Menurut Rostow, pada tahap ini dan sesudhnya
pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis.
Tahap prasyarat
tinggal landas ini mempunyai 2 corak. Pertama adalah tahap prasyarat lepas
landas yang dialami oleh Negara Eropa, Asia, Timur tengah, dan Afrika, dimana
tahap ini dicapai dengan perombakan masyarakat tradisional yang sudah lama ada.
Corak yang kedua adalah tahap prasyarat tinggal landas yang dicapai oleh
Negara-negara Born free (menurut Rostow) seperti Amerika Serikat, Kanada,
Australia, dimana Negara-negara tersebut mencapai tahap tinggal landas tanpa
harus merombak system masyarakat yang tradisional. Hal ini disebabkan oleh
sifat dari masyarakat Negara-negara tersebut terdiri dari imigran yang telah
mempunyai sifit-sifat yang dibutuhkan oleh suatu masyarakat untuk tahap
prasyarat tinggal landas.
Seperti telah
diungkapkan dimuka, Rostow sangat menekankan perlunya perubahan-perubahan yang
multidimensional, karena ia tak yakin akan kebenaran pandangan yang menyatakan
bahwa pembangunan akan dapat dengan mudah dicipkatan hanya jika jumlah tabungan
ditingkatkan. Menurut pendapat tersebut tingkat tabungan yang tinggi akan
mengakibatkan tingkat investasi tinggi pula sehingga mempercepat pertumbuhan
ekonomi yang dicerminkan oleh kenaikan pendapatan nasional. Namun menurut
Rostow pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai jika diikuti oleh perubahan-perubahan
lain dalam masyarakat. Perubahan-perubahan itulah yang akan memungkinkan
terjadinya kenaikan tabungan dan penggunaan tabungan itu sebaik-baiknya.
Perubahan-perubahan
yang dimaksud Rostow misalnya kemampuan masyarakat untuk menggunakan ilmu
pengetahuan modern dan membuat penemuan-penemuan baru yang bisa menurunkan
biaya produksi. Disamping itu harus ada pula orang-orang yang menggunakan
penemuan baru tersebut untuk memodernisir cara produksi dan harus didukung pula
dengan adanya sekelompok masuyarakat yang menciptakan tabungan dan
meminjamkannya kepada wiraswasta, yang inovativ untuk meningkatkan porduksi dan
menaikkan produktivitas. Singkatnya, kenaikan investasi yang akan menciptakan
pembangunan ekonomi yang lebih cepat dari sebelumnya bukan semata-mata
tergantung pada kenaikkan tingkat tabungan, tetapi juga kepada perubahan
radikal dalamsikap masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, perubahan teknik
produksi, pengambilan resiko dan sebagainya.
Selain hal-hal
diatas, Rostow menekankan pula kenaikan tingkat investasi hanya mungkin terjadi
jika terjsdi perubahan dalam struktur ekonomi. Kemajuan disektor pertanian,
pertambangan dan prasarana harus terjadi semata-mata dengan proses peningkatan
investasi. Pembangunan ekonomi hanya dimungkinkan oleh adanya kenaikan
produktivitas di sector pertanian dan perkembangan di sector pertambangan.
Menurut Rostow, kemajuan sector pertanian mempunyai
peranan penting dalam masa peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas.
Peranan sector pertanian tersebut antara lain, pertama, kemajuan pertanian
menjamin penyediaan bahan makanan bagi penduduk di pedesaan maupun diperkotaan.
Hal ini menjamin penduduk agar tidak kelaparan dan menghemat devisa kerena
import bahan makanan dapat dihindari. Kedua, kenaikan produktivitas di sector
pertanian akan memperluas pasar dari berbagai kegiatan industri. Kenaikan
pendapatan petani akan memperluas pasar industri barng-barang konsumsi,
kenaikan produktivitas pertanian akan memperluas pasar industri-industri
penghasil input pertanian modern seperti mesin-mesin pertanian dan pupuk kimia,
kenaikan pendapatan disektor pertanian akan menciptakan tabungan yang bias
digunakan sector lain (terutama industri) sehingga bias meningkatkan investasi
di sector-sektor lain tersebut.
Biasanya kondisi
pada saat ini terjadi karena adanya campur tangan dari luar, dari masyarakat
yang lebih sudah maju. Masyarakat didalmnya tidak mampu untuk mengubah dirinya
sendiri, atau bukan karena factor internal dari masyarakat itu sendiri.
Dikarenakan adanya goncangan campur tangan dari luar maka timbullah berkembang
ide pembaharuan.
Contoh :
Seperti yang terjadi di jepang ,dengan di bukanya masyarakat ini pada saat itu
terjadi nya peningkatan tabungan masyarakat ,kemudian tabungan itu dipakai
untuk melakukan investasi pada sector-sektor produktif yang
menguntungkan,misalnya pendidikan ,investasi yang dilakukan baik perorangan
maupun oleh Negara , maka terbentuklah Negara tradisional yang
sentralistis . Singkatnya, usaha dalam meningkatkan produksi mulai
bergerak pada saat itu.
c. Tinggal landas (Lepas Landas)
Tahapan
ini dicirikan dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Karakteristik utama dari
pertumbuhan ekonomi ini adalah pertumbuhan dari dalam yang berkelanjutan yang
tidak membutuhkan dorongan dari luar. Seperti, industri tekstil di Inggris,
beberapa industri dapat mendukung pembangunan. Secara umum “tinggal landas”
terjadi dalam dua atau tiga dekade terakhir. Misalnya, di Inggris telah
berlangsung sejak pertengahan abad ke-17 atau di Jerman pada akhir abad ke-17.
Pada tahap ini
telah tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi pertumbuhan ekonomi,
serta tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5% menjadi 10 % dari
pendapatan nasional atau lebih. Industry-industripun mulai berkembang dengan
sangat pesat keuntungan nya sebagian besar ditanamkan ke industry yang baru.
Dan sector modern dalam perekonomian pun berkembang.
Pada tahap
tinggal landas, pertumbuhan ekonomi selalu terjadi. Pada awal tahap ini terjadi
perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti seperti revolusi politik,
terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa terbukanya pasar
baru. Sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut secara teratur akan
tercipta inovasi-inovasi dan peningkatan investasi. Investasi yang semakin
tinggi ini akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi
tingkat pertumbuhan penduduk. Denga demikian tingjat pendapatan perkapita
semakin besar.
Untuk mengetahui
apakah sesuatu negara sudah mencapai tahap tinggal landas atau belum, Rostow
mengemukakan tiga ciri dari masa tinggal landas yaitu:
1. Berlakunya
kenaikan dalam penanaman modal yang produktif dari 5 persen atau kurang menjadi
10 persen dari Produk Nasional Netto atau NNP.
2. Berlakunya perkembangan satu atau beberapa sektor
industri dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi.
3. Adanya atau
segera terciptanya suatu rangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang
bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa
menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
Contohnya :
Teknik-teknik
pertanian yang mulai tumbuh dan berkembang. Pertanian menjadi usaha kormesial
untuk mencari keuntungan bukan sekedar konsumsi sendiri. Karena peningkatan
dalam produkfitas pertanian merupakan sesuatu yang penting dalam proses lepas
landas, sebab proses modernisasi membutuhkan hasil pertanian yang banyak supaya
proses perubahan dapat dijangkau. Teknik penanaman jamur yang telah
dikembangkan oleh ahli-ahli dalam bidang pertanian, agar produksi jamur lebih
diminati dan lebih memiliki pasar yang luas,
Budidaya jamur
tiram putih yaitu, proses pengomposan, proses pembungkusan, proses sterilisasi,
teknik penanama bibit (inokulasi), pemeliharaan dan inkubasi,pembukaan polibek,
pemanenan jamur. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible
mushroom) merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan gizi
serta menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat. Dari analisa
menunjukkanbahwa kandungan mineral jamur lebih tinggi daripada gading sapi dan
domba, bahkan hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam sayuran.
Jumlah proteinnya dua kali lipat protein asparagus, kol, kentang dan
empat kali lipat daripada tomat dan wortel serta enam kali lipat dari
jeruk. Selain itu jamur juga mengandung zat besi, tembaga, kalium dan
kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah enzim tripsin yang berperan sangat
penting pada proses pencernaan, kalor dan kolesterolnya rendah.
d. Menuju Kedewasaan
Setelah lepas
landas akan terjadi proses kemajuan yang terus bergerak ke depan, meskipun
kadang-kadang terjadi pasang surut. Pendapatan asional selalu di investasikan
kembali sebesar 10% sampai 20%, untuk mengatasi persoalan pertambahan penduduk.
Kedewasaan pembangunan ditandai oleh investasi yang
terus-menerus antara 40 hingga 60 persen. Dalam tahap ini mulai bermunculan
industri dengan teknologi baru, misalnya industri kimia atau industri listrik.
Ini merupakan konsekuensi dari kemakmuran ekonomi dan sosial. Pada umumnya,
tahapan ini dimulai sekitar 60 tahun setelah tinggal landas. Di Eropa, tahapan
ini berlangsung sejak tahun 1900.
Kedewasaan
dimulai ketika perkembangan industry terjadi tidak saja meliputi teknik-tiknik
produksi, tetapi juga dalam aneka barang yang diproduksi. Yang diproduksikan
bukan saja terbatas pada barang konsumsi, tetapi juga barang modal.
Contoh :
Industry
berkembang dengan pesat, Negara menetapkan posisinya dalam perekonomian global.
Barang-barang yang tadinya di impor sekarang di produksikan didalam negari,
impor baru menjadi kebutuhan, jadi untuk mengimbangi barang impor maka
barang-barang ekspor harus berkualitas.
Misalnya saja
ekspor dan impor batik di Indonesia, batik di indonsia mempunyai potensi dan
kualitas yang bagus jika dibandingkan dengan impor batik yang ada di Indonesia,
kebanyakan dari Negara Malaysia dan Negara Srilanka, jadi ekspor batik
Indonesia lebih berkualitas dari impor batik yang ada di Indonesia.
e. Era konsumsi tinggi
Ini merupakan
tahapan terakhir dari lima tahap model pembangunan Rostow. Pada tahap ini,
sebagian besar masyarakat hidup makmur. Orang-orang yang hidup di masyarakat
itu mendapat kemakmuran dan keseberagaman sekaligus. Menurut Rostow, saat ini
masyarakat yang sedang berada dalam tahapan ini adalah masyarakat Barat atau
Utara.
Pada tahap ini
perhatian masyarakat sudah lebih menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan
dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada masalah
produksi.
Terdapat 3 macam tujuan masyarakat atau negara yaitu:
1. Memperbesar
kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan ini bisa berakhir pada
penjajahan terhadap bangsa lain.
2. Menciptakan negara kesejahteraan dengan cara
mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata melalui sistem
pajak yang progresif
3. Meningkatkan
konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok yang meliputi pula barang yang
tahan lama dan barang mewah.
Selain itu juga,
investasi untuk menigkatkan produksi tidak lagi menjadi tujuan yang utama.
Pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang berkesinambugan yang bias
menopang kemajuan secara terus-menerus. Pada masa ini rostow juga berbicara
tentang keperluan akan adanya sekelompok wiraswastawan yakni orang-orang yang
berani melakukan tindakan pembaharuan meskipun ada resiko. Terdapat dua kondisi
social yang menyebabkan lahirnya para wiraswastawan ini, yaitu :
1. Adanya masyarakat modern yang ingin mencapai
kekuasaan melalui cara-cra konvensional. Tetapi masyarakat tradisional tidak
memberikan hak kepada masyarakat modern karena masyarakat tradisional itu
premitif.
2. Masyarakat tradisional cukup fleksibel atau
memberikan kebebasan kepada warganya untuk mencari kekayaan atau kekuasaan
politik untuk menaikkan statusnya ditengah-tengah masyarakat.
Kelompok ini lah
yang akan menjadi tenaga pendorong untuk melakukan pembaharuan, melupakan
kelompok yang, memiliki semangat tinggi karena tatanan social politik tidak
mengekang dirinya.
Contoh :
Pengguna sepeda
motor yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan mobil, setiap kenaikan satu juta
kiloliter berarti menambah subsidi Rp1,9 triliun. Karena itu, pemerintah akan
mengarahkan kebijakan penghematan subsidi BBM bagi pengendara sepeda motor.
Penerapan Keseluruhan Teori W.W
Rostow :
Di Indonesia
teori Rostow pada masa Soeharto dilaksanakan sebagai landasan pembangunan
jangka panjang Indonesia yang ditetapkan secara berkala untuk waktu 5 tahunan ,
yang terkenal dengan pembangunan 5 tahun ,dengan demikian implementasi teori
Rostow berdasarkan 5 tahap teori Rostow yaitu ; masyarakat tradisional ->
Prakondisi tinggal landas -> masyarakat tinggal landas -> menuju
kedewasaan -> High konsumsi. Maka soeharto mengaplikasikan agar pembangunan
merata dengan menerapkan 5 tahap pembangunan Teori W.W Rostow.
Keunggulan Teori Rostow
1. Memberikan kejelasan tahapan-tahapan pencapaian
kemajuan yang meliputi : 1) masyarakat tradisional, 2) masyarakat pra kondisi
tinggal landas, 3) masyarakat tinggal landas, 4) masyarakat kematangan
pertumbuhan dan 5) masyarakat dengan konsumsi biaya tinggi. Tahapan tersebut
memberikan tawaran secara terperinci pada pengambil kebijakan di sebuah Negara
tentang tahapah dan prasyarat dari pencapaian tahapan yang harus dilalui untuk
menjadikan sebuah Negara menjadi lebih maju. Kejelasan teori yang disampaikan
oleh Rostow itulah yang melatarbelakangi banyak Negara berkembang menerapkan teori
ini dalam pembangunan mereka.
2. Petunjuk jelas yang disampaikan oleh Rostow tentang
cara praktis dalam memperoleh sumberdaya modal untuk mencapai tingkat investasi
produktif yang tinggi. Cara tersebut disajikan dalam berbagai alternatif yaitu:
a) Dana investasi dari pajak yang tinggi
b) Dana invesatasi dari pasar uang atau pasar modal
c) Melalui perdagangan internasional
d) Investasi langsung modal asing
Kelemahan teori Rostow
Adapun kelemahan teori rostow adalah sebagai berikut:
1. Sering terjadi pertumbuhan ekonomi yang semu tidak
seperti yang diharapkan oleh teori ekonomi ini. Hal tersebut dikarenakan
pertumbuhan ekonomi tertutupi oleh pertumbuhan penduduk akibat penurunan angka
kematian. Akibat lanjutannya adalah sebuah Negara menjadi sulit untuk
berkembang dan melalui tahap tinggal landas.
2. Dengan dasar teori ini, seringkali Negara harus
melakukan mobilisasi seluruh kemampuan modal dan sumber daya alamnya sehingga
mencapai tingkat investasi produktif sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya.
Efek dari teori itu adalah terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap sumber
alam dan bahan-bahan mentah, tanpa mempertimbangkan kelestarian alam dan
pembangunan berkelanjutan di masa yang akan dating. Kerusakan alam justru
berakibat pada penurunan ekonomi masyarakat tradisional, penurunan kesehatan,
merebaknya penyakit, kerawanan sosial, dsb.
3. Negara yang menerapkan teori ini seringkali
memperoleh sumberdaya modal dari investasi langsung modal asing yang ditanamkan
pada bidang pembangunan prasarana, pembukaan tambang, dan struktur produktif
yang lain. Investasi ini biasanya dalam bentuk pinjaman, baik dari Negara,
kreditor, maupun dari lembaga-lembaga internasional seperti bank dunia, IMF
atau dari MNC (Multi Natioanl Corporation). Pinjaman juga sering diberikan pada
pemerintah Negara berkembang untuk mendanai proyek-proyek pembangunan. Dari
pola itu terlihat terdapat ketidak seimbangan posisi karena Negara berkembang
tersebut berposisi sebagai debitor, sedangkan Negara asing atau lembaga asing
adalah kreditor. Negara berkembang selanjutnya sering ditekan sehingga yang
tampak, pemerintah Negara berkembang tersebut tidak lebih hanyalah tangan kanan
dari Negara asing atau lembaga asing yang ingin mensukseskan agenda-agenda
politik maupun ekonominya di Negara yang sedang berkembang. Negara berkembang
juga seringkali terjerat utang dan sulit untuk menyelesaikan persoalan utang
sehingga menjadikan mereka sulit menuju kemajuan yang diharapkan.
4. Tahap tinggal landas merupakan tahap yang sangat
kritis. Dalam teori yang disampaikan oleh Rostow, justru tidak memberikan
penekanan pada bagaimana mengatasi problematika yang kritis dalam tahap tinggal
landas. Rostow tidak memberikan pembahasan yang mendalam bagaimana cara
mengatasi efek negatif dari sebuah pertumbuhan ekonomi yang dipercepat, seperti
misalnya efek kesenjangan sosial, distabilitas sosial dan distabilitas politik
yang seringkali justru berakibat pada kehancuran yang mendalam seperti yang
misalnya terjadi di Indonesia.
Menurut W.W. Rostow, proses pembangunan dikatakan
berhasil apabila masyarakat telah :
1. Berhasil memproduksi kebutuhannya sendiri
2. Memasuki tahapan lepas landas
3. Memiliki tingkat konsumsi tinggi
4. Memasuki tahap kedewasaan ekonomi
5. Melakukan perdagangan lintas negara
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Strategi
pembangunan ekonomi yang menitikberatkan pada sasaran pembangunan dalam arti
pertumbuhan ekonomi nampaknya tidak memuaskan karena banyak Negara yang telah
banyak mengalami pertumbuhan ekonomi tetapi kurang mampu mengatasi
kemiskinan,ketimpangan dan penganguran yang erat kaitannya dengan tingkat
kesehatan,pendidikan.Kesemuanya ini adalah probelama dasar yang pada umumnya
dihadapi oleh Negara – Negara yang sedang berkembang.
Oleh Karena itu
tepat apabila inti pokok sasaran pembangunan berkisar pada kemiskinan
,penciptaan lapangan kerja,meningkatakan kesejahteraan masyarakat,dan mengisi
kemerdekaan dalam bidang – bidang politik dengan pembangunan ekonomi dimana
didalam proses ini diwujudkan dalam pembagian pendapatan yang adil dan merata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar